Penulis : Ian | Editor dan Publish : Chairul Falah
Slawi FM – Untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Tegal, Tim Pendamping Keluarga (TPK) perlu didukung dan dikuatkan dalam melakukan pendampingan Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Demikian sambutan Bupati Tegal Umi Azizah yang dibacakan oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Susprianti dalam kegiatan monitoring evaluasi pendampingan TPK kepada keluarga resiko stunting, di Gedung PMI Kabupaten Tegal pada, Rabu (6/12/2023) kemarin.
Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk dialog dengan narasumber dari Bappeda Litbang, Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AP2 dan KB) Kabupaten Tegal. Jumlah anggota TPK yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut sebanyak 150 orang dari 18 Kecamatan, merupakan perwakilan anggota TPK se Kabupaten Tegal yang berjumlah 3.690 orang.
Dalam laporan pelaksanaan kegiatan, Kepala Dinas DP3AP2 dan KB Kabupaten Tegal Khofifah menyampaikan, TPK merupakan relawan garda terdepan di tingkat desa/kelurahan yang memegang peranan sangat penting dalam upaya pencegahan stunting. Di mana dalam satu team TPK terdiri dari 3 orang yang terdiri dari unsur tenaga kesehatan, kader posyandu/PKK, dan Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD).
“ Tugas TPK secara umum yaitu melakukan pendampingan kepada sasaran prioritas KRS yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial serta pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor resiko stunting pada keluarga resiko stunting yaitu keluarga yang memiliki salah satu dari empat kategori yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan baduta usia 0 – 23 bulan,” tutur Khofifah.
Selain itu, TPK bertanggung jawab kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) desa/kelurahan dan menyampaikan laporan pendampingan secara periodik dengan melakukan input data di aplikasi elektronik siap nikah siap hamil (ELSIMIL). Aplikasi ini dibuat oleh badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) , dapat didowload oleh para calon pengantin (catin) dan TPK pada smarphone berbasis andoid. Melalui aplikasi ini diperoleh data lengkap calon pengantin , ibu hamil, ibu nifas dan baduta sehingga dapat dipantau secara dini faktor resiko stunting pada sasaran yang didampingi.
Sebelum penyampaian paparan oleh Bappeda Litbang dan Dinas Kesehatan, asisten Pemerintahan dan Kesra menyerahkan piagam penghargaan Bupati bagi 6 (enam) balai penyuluh keluarga berencana kecamatan dengan jumlah akseptor KB terbanyak pada kegiatan Word Contaception Day (hari kontrasepsi sedunia) dan Safari KB TNI manunggal KB Kesehatan (HUT TNI) tahun 2023. Ke-6 balai penyuluh KB itu adalah Kecamatan Adiwerna 364 akseptor, Kecamatan Jatinegara 358 akseptor Kecamatan Margasari 326 akseptor, Kecamatan Tarub 310 akseptor, Kecamatan Balapulang 239 akseptor, dan Kecamatan Bojong 231 akseptor.
Acara diakhiri dengan dialog kendala dan permasalahan pendampingan yang dialami oleh TPK di lapangan. Untuk optimalisasi pendampingan kepada keluarga resiko stunting Kepala DP3APKB menghimbau kepada para penyuluh KB untuk memantau input data di aplikasi ELSIMI secara rutin, lakukan koordinasi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan terkait data Catin agar tidak terjadi perbedaan yang besar antara data KUA dan data ELSIMIL. TPK melakukan koordinasi rutin dengan para penyuluh agama dan petugas pencatat nikah di desa nya masing – masing. Kegiatan rakor dan monev ditutup oleh sekretaris Dinas P3AP2KB sekaligus sekretaris tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kabupaten Tegal dokter Isriyatii. (CF/IN)