Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah

Slawi FM – Hemodialisa (cuci darah) adalah tindakan yang dilakukan dokter apabila memerlukan terapi pengganti ginjal bisa sementara atau permanen. Hemodialisa ini membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan mineral penting, seperti kalium, natrium, dan kalsium, dalam darah. Hemodialisa dapat membantu mengembalikan kualitas hidup, tetapi terapi ini bukan obat untuk menyembuhkan gagal ginjal.

Demikian yang dikatakan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Mitra Keluarga Slawi Trina Primalia Irawanti dalam talkshow Dokter Menyapa yang dipandu oleh Aldo Herlambang di Studio Radio Slawi FM pada Senin (22/1/2024) pagi.

Menurut Dokter Trina pada dasarnya tubuh manusia mampu mencuci darah secara otomatis, tapi bila terjadi masalah pada ginjal, ginjal akan kehilangan fungsinya. Ginjal merupakan organ yang punya peranan vital dalam tubuh.

“ Kalau fungsi ginjal rusak kita benar – benar menjadi terganggu, makanya kita harus sayang dan selalu menjaga ginjal kita. Meskipun misalkan ginjal kanan rusak bisa juga diambil alih dengan ginjal yang kiri tapi ingat yang dikhawatirkan ginjal keduanya rusak. Maka tindakan adalah terapi lebih lanjut atau hemodialisa (cuci darah),” ungkap Trina.

Penyebab sakit ginjal ini ada dua klasifikasi utama yaitu gagal ginjal akut dan kronis. Gagal ginjal terjadi ketika kerusakan ginjal sudah cukup berat atau berlangsung lama sehingga penyakit ini umumnya merupakan tahapan akhir dari penyakit ginjal. Untuk sakit ginjal yang akut seperti luka bakar, inveksi berat seluruh tubuh, batu ginjal dll. Sedangkan penyakit gagal ginjal kronis umumnya disebabkan oleh penyakit jangka panjang, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) atau diabetes, yang secara perlahan merusak ginjal dan mengurangi fungsi organ tersebut dari waktu ke waktu.

“ Faktor – faktor resiko apa yang menyebabkan gangguan ginjal maka harus melakukan pemeriksaan dokter. Dan ada banyak pemeriksaan seperti periksa ureum dan kreatinin, urine (air kencing), USG atau CT Scan kondisi ginjalnya dan saluran kencingnya untuk menilai apakah ada gangguan bentuk dan struktur saluran kencing dan ginjalnya sehingga mengetahui adanya gangguan ginjal,” jelas Trina.

Diakhir talkshow, Dokter Trina berpesan kepada pasien – pasien yang memiliki gangguan ginjal yang akut bisa melakukan terapi Hemodialisa atau cuci darah dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Gangguan ginjal ini tidak harus melakukan terapi Hemodialisa atau cuci darah tergantung dengan panyakit ginjal, seperti bisa diobati dengan obat – obatan atau bisa melakukan gaya hidup sehat dengan perbanyak minum air putih. (CF)

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X