Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah
Slawi FM – Demam Berdarah Dengue atau DBD adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Gejala DBD yang umum adalah demam tinggi dan gejala seperti flu.
Demikian yang dikatakan oleh Programer DBD dan Surveilans Puskesmas Kesambi Teguh Hasto Pratomo dalam talkshow warta 10 yang dipandu oleh Aldo Herlambang di Studio Radio Slawi FM, pada Rabu (21/2/2024) pagi.
Menurut Teguh proses penularan DBD ini yakni ketika seekor nyamuk aedes aegypti membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang mengidap DBD. Virus tersebut kemudian akan menyebar dalam tubuh nyamuk selama 8 hari hingga 12 hari sehingga nyamuk yang sudah terinfeksi dapat menularkan virus dengue ke orang-orang lain.
“ Misalkan ada penderita A kegigit nyamuk DBD yang membawa virus kemudian pindah menggigit orang lain atau B dan akhirnya B tertular DBD melalui gigitan nyamuk dengan berpindah – pindah dan seterusnya,” tutur Teguh.
Diagnosis DBD ini melibatkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium darah. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda-tanda klinis seperti demam tinggi dan adanya tanda kebocoran plasma. Tes tourniquet juga dapat dilakukan untuk melihat adanya petechiae (bintik-bintik merah kecil) di bagian dalam lengan. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat jumlah sel darah putih dan sel darah merah, serta untuk mendeteksi antigen virus dengue dan antibodi.
“ Biasanya hasil laboratorium pada orang yang tertular DBD ini kan ciri – cirinya menurunnya trombosit kalau yang normal 150.000 sel/mm3 ke atas tapi kalau terkena DBD biasanya mengalami penurunan trombosit dibawah 150.000 sel/mm3. Kemudian adanya kenaikan pada hemotokrit sampai 20 persen. Maka jika terkena DBD segera dibawa ke fasilitas kesehatan sebelum terlambat. Kalau terlambat bisa mengakibatkan cacat permanen,” jelas Teguh.
Untuk pengobatan DBD meliputi konsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, baik melalui cairan oral maupun melalui cairan intravena jika diperlukan. Pasien juga disarankan untuk beristirahat total dan melakukan kompres pada tubuh untuk membantu mengatasi demam. Obat simptomatik seperti penurun panas (misalnya parasetamol) dan obat antimual dapat diberikan untuk meredakan gejala. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter yang memeriksa untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
“ Biasanya penderita DBD ini hanya diberikan obat sesuai gejala penyakitnya saja. Misalkan panas atau demam diobati dengan obat penurun panas. Kalau ada gejala mual muntah, juga dikasih obatnya serta obat daya tahan tubuh seperti vitamin – vitamin kecuali perlu antibiotik nanti dokter memberikan obat antibiotik,” ungkap Teguh.
Adapun untuk mencegah DBD, banyak minur air putih, konsumsi sayur – sayuran, buah – buahan dan perbanyak makanan yang mengandung nutrisi yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Selain itu juga lakukan pencegahan dengan menguras tempat penampungan air, menutup wadah-wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menjaga kebersihan rumah, menggunakan lotion atau obat nyamuk, melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi rumah, dan mengenakan pakaian tertutup serta pakaian berwarna terang. Vaksinasi dengue juga dapat dilakukan pada anak-anak berusia 9-16 tahun.
“ Kalau kami lebih menekankan ke pencegahan PSN dengan melakukan 3M Plus Menutup tempat penampungan air, Menguras bak – bak mandi, dan Mengubur barang bekas. Dan plus untuk selalu menggunakan lotion anti nyamuk atau menggunakan klambu dll,” tambah Teguh.
Diakhir talkshow, Teguh berharap di musim penghujan ini tentunya banyak genangan air, maka kepada seluruh masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, dan PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi berkembang biakan nyamuk aedes aegypti DBD. (CF)