Penulis : Chairul Falah | Editing dan Publish : Chairul Falah
Slawi FM – Diabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik kadar gula meningkat yang terjadi sekresi insulin atau kinerja insulinnya terganggu. Demikian yang dikatakan oleh Dokter Puskesmas Jatinegara Akhmad Rosidi dalam Talkshow Warta 10 yang dipandu oleh Aldo Herlambang di Studio Radio Slawi FM pada, Kamis (29/11/2023) pagi.
Menurut Rosidi penyebab diabetes mellitus yaitu DM tipe 1, DM tipe 2 dan DM gestasional atau diabetes dalam kehamilan serta DM tipe lainnya. Untuk Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun, artinya sistem imun tubuh akan menyerang dirinya sendiri. Pada kondisi ini, tubuh tidak akan memproduksi insulin sama sekali. Diabetes tipe 2 yaitu tubuh tidak membuat cukup insulin atau sel-sel tubuh pengidap diabetes tipe 2 tidak akan merespons insulin secara normal.
Sedangkan, Diabetes gestasional atau diabetes dalam kehamilan terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa (gula) darah selama masa kehamilan. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi kesehatan ibu dan bayi.
“ Gejala diabetes ini umumnya ada tiga poli yaitu poliuri, polidipsi dan polifagi. Poliuri yaitu sering buang air kecil dengan volume yang banyak, apalagi pada malam hari. Polidipsi sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Dan Polifagi atau nafsu makan meningkat dan kurang tenaga,” ungkap Rosidi.
Untuk diagnosis Gula darah tinggi biasanya Dokter akan mendiagnosis kondisi ini pada seseorang dengan melakukan wawancara medis. Kemudian, dokter juga akan memeriksa kadar glukosa dalam tes darah. Ada tiga jenis tes yang dokter dapat gunakan untuk mengukur kadar glukosa darah, yaitu: Tes glukosa darah puasa, Tes glukosa darah acak, Tes glukosa setelah makan,HBA1c, dan Tes toleransi glukosa oral.
“ Maka jangan pernah takut untuk periksa kesehatan kita termasuk cek gula darah. Tujuannya agar kita mengetahui kadar gula darah di dalam tubuh, sehingga gula darah kita bisa dikontrol,” jelas Rosidi.
Dokter Rosidi berharap agar seluruh masyarakat lebih mengenal diabetes mellitus, gejala, pemeriksaan dan pengobatannya. Serta cek kadar gula darah minimal 1 bulan sekali atau 6 bulan sekali yang menderita diabetes mellitus. Kemudian bagi yang tidak menderita diabetes mellitus atau sehat cek gula darah minimal 3 tahun sekali dan yang tidak menderita diabetes melitus tetapi beresiko terkena diabetes mellitus cek gula darah minimal 1 tahun sekali. (CF)