Penulis : Sofia | Editor dan Publish : Chairul Falah

Slawi FM – Pameran Temporer Gigantopithecus Expo 2024 Wanara Seba pada 7 Oktober 2024 merupakan pembuka rangkaian Trasa Octo Fest 2024, kerja sama Pemerintah Kabupaten Tegal dengan BLU Museum dan Cagar Budaya Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI.

Dalam konferensi pers di hadapan awak media di Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa) pada Minggu, (13/10/2024) siang, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tegal, Amir Mahmud mengatakan bahwa animo publik, terutama kalangan pelajar yang mengunjungi galeri pameran sangat tinggi. Hal tersebut menandakan ketertarikan atas temuan fosil fragmen Gigantopithecus di situs Semedo sebagai spesies kera purba raksasa satu-satunya di Indonesia.

” Temuan ini semakin menguatkan eksistensi Museum Semedo yang tidak hanya menyimpan koleksi fosil fragmen manusia purba homo erectus sebagai masterpiece-nya, tapi juga primata yang menurut simpulan para ahli, dari segi ukuran ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara,,” tutur Amir.

Rangkaian kegiatan Trasa Octo Fest 2024 di ramaikan dengan Pekan Kebudayaan Daerah selama dua hari  dari 09-10 Oktober 2024 dengan tema Wayang Gagrak Tegal. Selain pemetasan wayang gagrak dari pelajar, juga ada perlombaan, pementasan sampyong dan kuntulan serta bazar UMKM.

Adapun sebagai informasi tambahan Nobar dalam laga Timnas Indonesia vs Bahrain, sehingga kegiatan Nobar rencananya akan kembali digelar, menyusul event penganugerahan Top 28 dan Bos Muda program Wirausaha Pemuda 2024 di tanggal 19 Oktober 2024.

Sesi penghujung Gigantopithecus Expo 2024 dengan pengunjung lebih dari 700 ribu akan ditutup dengan Pagelaran Kolosal Pandhita Wanara Agung kolaborasi seniman dari ⁠Sanggar Putra Satria Laras, Yayasan Rumah Seni Tegal dan ⁠ISI Surakarta.

Amir di dampingi Staff Ahli Bupati, Dinas Koperasi, UMKM dan perdagangan, Rudy Kurnianto, Kepala DLH, Muchtar Mawardi, menyampaikan Pemerintah Daerah akan terus berbenah, menata secara bertahap kompleks Trasa sebagai Civic Center, yakni taman Budaya supaya lebih nyaman.

” Kita akan ciptakan Trasa ini sebagai ruang yang representatif, sarana rekreasi dan hiburan bagi keluarga, sentra kuliner, sekaligus ruang aktualisasi beragam komunitas, dari mulai komunitas seni, olahraga, otomotif hingga penghobi satwa,” ungkapnya.

Nantinya Tracking Space juga akan di fungsikan sebagai Galeri UMKM Morphosis yang akan memajang, mengekspose produk-produk UMKM.

” Untuk shelter pedagang di sisi utara akan kita tata kembali dengan konsep Serlok atau shelter serba lokal dengan merevitalisasi fungsi lapak pedagang yang awalnya hanya sekedar tempat makan dan minum, menjadi ruang inklusif untuk mewadahi kebutuhan komunitas warga akan ruang aktualisasi sosial ala perkotaan, sehingga perlu ada penambahan bangku outdoor dan area parkir sepeda yang aman,” pungkasnya. (CF/SA)

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X