Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah

Slawi FM – Wisata berbasis budaya merupakan salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis ini dibedakan dari minat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan wisata petualangan.

Demikian yang dikatakan, Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) UPS Tegal Agus Wibowo dalam talkshow pagi yang dipandu oleh Bung TW di Studio Radio Slawi FM, pada Rabu, (26/06/2024) pagi.

Menurut Agus Wibowo, di beberapa negara memanfaatkan budaya menjadi pariwisata yang berdampak ekonomi daerah serta dapat membantu pengembangan wisata menjadi lebih efektif, efisien, dan produktif. Bahkan wisata berbasis budaya ini menjadi pertahanan bangsa. Maka Indonesia juga harus bisa seperti negara lain budaya ini menjadi pertahanan bangsa sekaligus Expand atau memperluas budaya ke Internasional.

“ Saya ambil contoh sederhana kita bangga dengan Indonesia bagaimana model – model yang ada di Indonesia ternyata sudah menyebar di negara tetangga. Dan contoh lain yang sedang viral lagu jawa sekarang lagi trending di dunia seperti lagunya Deni Caknan. Artinya ini sebagai bukti bahwa budaya ini bisa menjadi kekuatan sebuah bangsa,” tutur Agus.

Untuk mewujudkan pariwisata berbasis budaya yang menguntungkan dan berkelanjutan diperlukan kolaborasi dengan mengimplementasikan model oktahelix komunikasi digital desa wisata yang transparan, kolaboratif dan integrative serta bisa mengemas dengan baik.

“ Pengemasan ini perlu diperhatikan dari sisi kebijakan pemerintahnya, masyarakat, komunitas – komunitas, pihak swastanya dan teman – teman operator wisatanya, out boundnya serta budayawannya. Banyak keluhan kenapa anak muda tidak cinta budaya sendiri, tidak menekuni budaya yang ada, bahkan mereka cinta budaya negara lain. Karena budaya di kita ini mungkin perlu memperhatikan finansialnya, agar budaya tidak saja passion juga bisa hidup di budaya,” jelas Agus.

Diakhir talkshow, Agus Wibowo berharap jadikan kebudayaan ini menjadi penting yang dimulai dalam diri sendiri. Karena kebudayaan memiliki peran dan fungsi yang sentral dan mendasar sebagai landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara karena suatu bangsa akan menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan telah mengakar (deep-rooted) dalam sendi kehidupan masyarakat. (CF)

 

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *