Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publsih : Chairul Falah
Slawi FM – Merokok merupakan kegiatan yang berdampak buruk tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga orang lain atau keluarga yang ada di sekitarnya baik dalam waktu singkat maupun jangka panjang. Rokok adalah Hasil olahan tembakau.
Demikian yang disampaikan oleh Dokter Umum Puskesmas Kedungbanteng Nur Izah Ameta dalam talkshow warta 10 yang dipandu oleh Aldo Herlambang di Studio Radio Slawi FM, pada Rabu, (26/06/2024) pagi.
Menurut Dokter Izah Ameta, rokok memiliki beberapa jenis seperti Rokok Filter/ Kretek berisi tembakau dan bahan tambahan lain yang digulung /dilinting dengan kertas baik dengan tangan atau menggunakaan mesin, Cerutu berisi tembakau murni dalam bentuk lembaran yang menyerupai rokok, Shisha (Rokok Arab) berisi tembakau yang dicampur dengan aroma atau perasa buah – buahan dan rempah – rempah yang dihisap dengan alat khusus, dan Rokok Elektronik/ Rokok Elektrik/ Vape adallah alat yang berfungsi seperti rokok namun tidak menggunakan tembakau, melainkan mengubah cairan menjadi uap yang dihisap dan masuk ke dalam paru-paru. Rokok elektronik mengandung nikotin, zat kimia lain, serta perasa dan bersifat toksik/racun.
“ Sekarang ini memang jenis rokok banyak dari non elekrik hingga elektrik, bahkan ada yang legal dan illegal. Apapun jenisnya rokok ini tetap berbahaya bagi kesehatan tubuh. Perlu kita ketahui, di dalam rokok terkandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia dan 400 zat berbahaya, dan 43 zat penyebab kanker ( karsinogenik ),” tutur Ameta.
Selain itu, rokok juga mengandung karbonmonoksida (co) gas yang beracun yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga dapat menimbulkan penyakit berbahaya. Tar penyebab kanker ( karsinogenik ) dan berbagai penyakit lainnya, serta rokok mengandung nikotin zat berbahaya penyebab kecanduan ( adiksi ).
“ Nikotin ini bisa mempengaruhi kecanduan, efeknya kecanduan dimana dapat memicu depresi, sakit kepala, tubuh gemetar, nafas terengah-engah, kerusakan paru-paru permanen, kanker paru-paru, penyempitan pembuluh darah, dan kematian. Contohnya kebiasaan merokok, kalau tidak merokok merasa gelisah dan tidak nyaman atau seperti ada yang kurang seperti kebiasaan merokok setelah makan, tempat nongkrong dan tempat – tempat lainnya. Intinya merokok yang ada asapnya dapat membahayakan paru – paru dan yang memiliki rasa – rasa bisa masuk dalam pembuluh darah kita,” jelas Ameta.
Adapun target pemasaran rokok ini adalah para remaja – remaja, karena remaja sekarang selalu mengikuti trend mode, termasuk rokok, mudah terpengaruh oleh sesuatu yang baru, unik dan menarik, dan segmen pasar yang luas dan terbuka, total penduduk Indonesia.
“ Faktor pendorong ingin merokok yaitu Ingin mencoba cita rasa ( menthol, cappuccino, teh hitam, dll ), ingin tampil macho, gaul, dianggap dewasa, setia kawan, persepsi bahwa rokok dapat menghilangkan rasa stress, bersosialisasi, saat berada di komunitas yang sedang merokok, mengusir rasa sepi, jenuh, dan galau. Rokok ini juga mengandung hormon dopamin yaitu hormon yang menyebabkan seseorang merasa bahagia, nyaman dan rileks. Dan ketika hormon dopaminnya hilang ada rasa ingin lagi atau kecanduan. Itulah sebabnya, hormon dopamin disebut juga dengan happy hormone,” ungkap Ameta.
Diakhir talkshow, Dokter Izah Ameta mengajak kepada seluruh masyarakat terutama bagi remaja – remaja untuk hidup sehat tanpa rokok, mari ciptakan rumah tangga tanpa asap rokok, sayangi diri sendiri dan keluarga dengan tidak merokok. Hindari rokok saat berkumpul di tempat tongkrongan dan lakukan kegiatan – kegiatan positif seperti olahraga dan kegiatan lainnya. Yakinlah bahwa rokok itu bukan satu – satunya sarana pergaulan. (CF)