Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah

Slawi FM – Mpox sebelumnya dikenal dengan monkeypox adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Mpox ini bersifat zoonosis yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Sedangkan cacar air hanya bisa menyebar dari manusia ke manusia.

Sejarah awal penularan Mpox ini di hutan dari hewan ke hewan pengerat seperti tikus, tupai, monyet dll. Karena terjadi perjalanan penyakit akibat perdagangan hewan maka maka virus Mpox ini menyebar. Penyakit Mpox ini awalnya di temukan di Denmark tahun 1958 yang mirip dengan cacar air yang ditemukan pada monyet peliharaan saat penelitian. Kemudian penularan penyakit Mpox atau monkeypox kepada manusia ditemukan pada tahun 1970 di daerah endemic republic Kongo Afrika Barat, Amerika Serikat tahun 2003 dan tahun 2018 di Inggris dan Israel.

Demikian yang dikatakan oleh Dokter Spesialis Kulit, Kelamin dan Estetika RSUD dr. Soeselo Slawi Fitriana Yusiyanti dalam talkshow kesehatan yang dipandu oleh Merry Honey di Studio Radio Slawi FM, pada Senin, (09/09/2024) pagi.

Menurut Dokter Yusiyanti, bahwa kasus Mpox ini pertama kali ditemukan signifikan pada Komunitas Lelaki berhubungan seks dengan Lelaki (LSL), maka WHO menyatakan penyakit ini dinyatakan kegawatdaruratan secara global di tahun 2024 yang terjadi kasus di Kongo.

“ Kasus Mpox ini selain di kongo, di Negara – Negara ASEAN seperti Cina, Jepang dan Thailand juga kasusnya banyak. Untuk Indonesia sendiri pertama ditemukan pada bulan Agustus tahun 2022  terdapat 1 kasus, tahun 2023 1 kasus dan pada bulan Agustus 2024 tercatat ada 88 kasus yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur dan Kepulauan Riau,” tutur Dokter Yus.

Mpox juga memiliki beberapa clade (varian) yang telah teridentifikasi dan dapat menimbulkan wabah yaitu clade I dan clade II. Namun demikian, mode transmisi untuk clade I dan II, sebagian besar terjadi melalui kontak seksual. Berbeda dengan clade Ia, sebagian besar penularan terjadi disebabkan zoonosis dan paling berbahaya. Penularan Mpox ini dengan kontak langsung baik percikan dropletnya, luka ke luka, dan barang – barang yang terkontaminasi terhadap monkeypox tersebut.

“ Penularan melalui manusia bisa ditambah dari plasenta ibu ke janin. Dan kenapa penularan Mpox ini paling banyak oleh LSL karena skin to skin atau bersentuhan langsung. Mpox ini paling banyak terkena pada manusia yang memiliki daya tahan tubuh lemah baik anak – anak maupun lansia beresiko terkena Mpox. Maka jika ada yang tertular kita harus menjaga dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), memakai masker dan selalu jaga kebersihan dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),” jelas Dokter Yus.

Adapun gejala Mpox ini adalah demam, letih atau lemas, menggigil, sakit kepala, nyeri otot (sekelen) dan pembengkakan kelenjar getah bening, yang ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. Untuk pengecekan Mpox dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk melihat keberadaan virus di dalam tubuh, yaitu melalui, Tes darah, Tes usap tenggorokan dan Biopsi kulit, dengan mengambil sampel jaringan kulit untuk diperiksa dengan mikroskop.

“ Saya berharap kepada seluruh masyarakat terkait Mpox harus mengenali tanda – tanda, gejalanya, tata laksana, waspadai hewan yang sakit dan hindari kontak dengan bahan yang terkontaminasi, galakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), tidak berganti – ganti pasangan, hilangkan stigma dan diskriminasi pada pasien terkena Mpox serta RSUD dr. Soeselo siap menerima pasien Mpox,” pungkasnya. (CF)

 

Written by:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *