Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah
Slawi FM – Secara geografis Indonesia berupa negara dataran tinggi dan rendah, kepulauan dengan lautan serta cincin gunung berapi. Hal ini kemudian menjadikan negeri ini rawan bencana sehingga kewaspadaan maupun ketangguhan menghadapi bencana harus dimiliki semua masyarakat khususnya di Kabupaten Tegal. Sehingga sistem penanganan bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal sudah sistematis baik evakuasi, pengungsian hingga penanganan bantuan – bantuan.
Demikian yang dikatakan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Kabupaten Tegal M. Affifudin dalam talkshow Bincang Kreatif yang dipandu oleh Aldo Herlambang, pada Senin, (19/08/2024) pagi.
Menurut Afifudin, Kolaboratif atau Kolaborasi seluruh lembaga instansi pemerintah terkait merupakan kunci utama dalam penanganan bencana. Hal tersebut perlu agar langkah-langkah penanganan bencana alam dapat dilakukan secara optimal di wilayah yang rawan akan bencana alam. Kolaborasi dalam bentuk Kerja sama antar instansi dari mulai pusat maupun daerah memang sangat dibutuhkan ketika terjadi bencana alam. Dengan begitu, penanganan yang dilakukan oleh semua pihak itu akan membawa dampak yang positif bagi masyarakat yang terdampak bencana alam. Relawan yang membantu BPBD diantaranya relawan PMI, Dinas Sosial, Baznas, dll.
“ Fungsi BPBD sendiri adalah sebagai koordinator. Ketika terjadi bencana semua pihak akan bergerak, secara kecepatan bencana dapat tertanggulangi termasuk masyarakat sekitar yang terjadi bencana agar bisa saling bekerjasama menangani bencana tersebut. Selain itu kami juga akan membuat bank logistik yang memiiki tagline multihelic yaitu semua pihak bisa terlibat dalam penanganan bencana. Dan kami juga memaksimalkan ke dunia usaha dengan membuat pola kerjasama. Artinya pengusaha akan naik ratingnya karena dilibatkan dalam penanganan bencana,” tutur Afifudin.
Selain itu pihaknya juga telah memasang andslide early warning system yaitu alat untuk mendeteksi pergerakan tanah dilokasi yang berpotensi terjadinya tanah longsor. Jika terjadinya pergerakan tanah maka otomatis alat tersebut akan mengeluarkan bunyi alarm atau peringatan dan memberikan mitigasi bencana termasuk jalur – jalur evakuasi bekerjasama dengan Pemerintah Desa setempat.
“ Kami juga menyiapkan SDM saat bencana terjadi seperti menyiapkan petugas untuk memasang tenda pengungsian, dapur umum, MCK dan melalukan tindakan kesehatan yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan. Maka dari itu kami perlu kerja kolaboratif dalam menangani bencana alam,” jelas Afifudin.
Adapun BPBD memiliki strategi untuk menangani bencana alam yaitu ASIK Antisipatif, Siap, Inovasi dan Kolaboratif. Pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tegal untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti pemicu terjadinya banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan kekeringan. (CF)