Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah
Slawi FM – Kesehatan Reproduksi Remaja adalah kondisi kesehatan yang menyangkut masalah kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak usia remaja ditandai oleh haid pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi basah bagi remaja laki-laki. Kesehatan reproduksi remaja meliputi fungsi, proses, dan sistem reproduksi remaja. Sehat yang dimaksudkan tidak hanya semata-mata bebas dari penyakit atau dari cacat saja, tetapi juga sehat baik fisik, mental maupun sosial.
Demikian yang dikatakan oleh Dokter Puskesmas Warureja Iin Inawati dalam talkshow warta 10 yang dipandu oleh Merry Honey di Studio Radio Slawi FM, pada Rabu, (14/08/2024) pagi.
Menurut Dokter Iin Inawati, menjaga kesehatan reproduksi hal yang sangat penting, terutama pada remaja. Sebab, masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik menjaga kebersihan, yang bisa menjadi aset dalam jangka panjang.
“ Remaja kekinian itu banyak tipenya, dan banyak yang perlu diperhatikan bukan saja mentalnya tetapi organ – organ reproduksi juga penting untuk dijaga. Untuk perempuan persiapan menikah, kehamilan dan punya anak. Intinya adalah harus mempersiapan serius organ – organ reproduksi kita sehat dan terjaga,” ujar Dokter Iin.
Usia remaja merupakan masa transisi yang ditandai dengan berbagai perubahan emosi, psikis, dan fisik dengan ciri khas yang unik. Penting bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Apalagi yang perlu diwaspadai pada sistem reproduksi adalah penyakit – penyakit menular seperti HIV/AIDS, Sifilis, gonore yang bisa mempengaruhi perkembangan janin.
“ Untuk mencegah tertularnya penyakit menular pada system reproduksi, maka kita harus konsultasi di Puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik. Kalau di Puskesmas sendiri menyediakan layanan konsultasi dari ibu hamil, melahirkan hingga layanan lansia. Tujuannya adalah agar masyarakat lebih tahu tentang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja,” jelas Dokter Iin.
Perlu diketahui bahwa bahwa 5,2 persen pelajar diusia 13-17 tahun telah melakukan hubungan seks dan 6,32 persen remaja putri hamil pada usia kurang dari 16 tahun. Maka remaja generasi sekarang perlu edukasi tentang reproduksi agar para remaja tidak salah langkah. Untuk mengatasi tersebut pihaknya memiliki program remaja dengan mendatangi langsung ke sekolah – sekolah setiap ajaran baru dengan mensosialisasikan tentang reproduksi remaja.
“ Kami berpesan kepada orang tua agar terbuka kepada anak dan menjaga komunikasi dengan baik, jangan menganggap tabu sistem reproduksi. Karena remaja itu rasa ingin tahunya besar, maka orang tua perlu mengarahkan dan mengedukasinya serta jangan melarang anak untuk suka dengan lawan jenis. Cukup kasih pengertian saja dan bangun komitmen bersama antara orang tua dengan anak jika melewati batas,” pungkasnya. (CF)