Penulis : Chairul Falah | Editor dan Publish : Chairul Falah
Slawi FM – Membaca dan buku adalah permukaan bentuk teknik dan fisik dari literasi. Esensi literasi yang sebenarnya yaitu bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan dan belajar untuk mendapatkan pengetahuan.
Demikian yang dikatakan Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) UPS Tegal Agus Wibowo dalam talkshow pagi yang dipandu oleh Bung TW di Studio Radio Slawi FM, pada Rabu, (14/08/2024) pagi.
Menurut Agus Wibowo, seharusnya literasi sudah menjadi budaya modern suatu bangsa. Namun, ada kesalahan pada konteks literasi yang di Indonesia baru menjadi gerakan walaupun masif. Membaca dan buku adalah dunia permukaan karena dalam sejarahnya yang panjang sejatinya, literasi sebagai pengetahuan. Telah terbukti bahwa seluruh bidang kehidupan ini bisa terkaitkan atau dikombinasikan dengan literasi sehingga literasi ini terasa sangat penting karena bisa berbicara literasi dalam konteks apa saja dan tidak terbatas dan penuh dengan kebebasan. Itu pertanda bahwa pengetahuan manusia tidak terbatas
“ Literasi sama sekali bukan persoalan membaca buku dan berapa banyak buku yang dibaca. Orang ngobrol dan komunikasi juga termasuk bagian dari literasi, maka perlu kita pahami bersama bahwa pengukuran literasi harus berpijak pada pengetahuan yang dikuasai,” ujar Agus.
Selain itu, Budaya Goes to School juga penting termasuk seorang guru agar bisa menjadi contoh anak didiknya dengan memberikan edukasi tentang bangga terhadap bangsa Indonesia. Alasan utama bangga menjadi bangsa Indonesia adalah karena lahir dan besar di negeri Indonesia. Maka harus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu literasi budaya ini penting dan perlu memperkenalkan kepada para anak didiknya tentang culture atau budaya Bangsa Indonesia.
“ Sebenarnya literasi budaya kita sejak dulu sudah juara seperti suku pedalaman di papua yang hidup dihutan artinya mereka selaras dengan alam melalui hutan ini termasuk yang paling modern. Jadi modern ini bukan tentang gedung – gedung tinggi, alat – alat modern, dan teknologi canggih tetapi Negara – Negara maju yang sebenarnya adalah di mulai bersahabat dengan alam, dan menumbuhkan alam bahkan kembali di zaman lama. Kalau sistem pembangunan kita seperti itu, artinya bangsa kita sudah mengawali kehidupan modern. Karena harmoni bangsa kita memang sejak dulu bersahabat dengan alam. Artinya bangsa kita lebih modern dari bangsa – bangsa lain,” jelas Agus. (CF)