Slawi – Guna mengantisipasi terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung di Wilayah Kabupaten Tegal, Pemkab Tegal mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 miliar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Jaenal Dasmin mengatakan, anggaran Rp 10 miliar tersebut digunakan untuk Covid-19 dan bencana alam. Dia pun gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi terjadinya bencana banjir dan longsor, mengingat intensitas hujan yang mulai meningkat.
Jaenal tidak bosan mengingatkan warga Kabupaten Tegal untuk lebih peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, dan harus waspada terlebih bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana alam. “Saya imbau kepada warga Kabupaten Tegal harus waspada terhadap bencana alam seperti banjir, longsor, dan puting beliung, karena beberapa waktu lalu sudah terjadi. Kami juga sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 miliar di tahun 2021 untuk Covid-19 dan bencana alam,” kata Jaenal.
Adapun wilayah yang rawan longsor dan terjadi angin puting beliung, menurut Jaenal yaitu meliputi Kecamatan Bumijawa, Bojong, Jatinegara, dan Pangkah. Sedangkan wilayah yang rawan banjir di antaranya Kecamatan Kramat, Suradadi, Warureja, Pagerbarang, dan Margasari. Wilayah-wilayah tersebut rawan banjir karena hujan deras dan mengakibatkan luapan sungai, seperti sungai Rambut, Cacaban, dan sungai Gung.
“Personel dan relawan BPBD disiagakan 24 jam, guna mengantisipasi terjadinya bencana alam selama puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung pada Januari hingga Februari. Termasuk memantau titik-titik mana saja yang rawan banjir maupun longsor,” tuturnya.
Jaenal menambahkan, di beberapa wilayah yang rawan longsor dan banjir juga sudah dipasang early warning sistem (EWS) dan alat deteksi curah hujan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). EWS dipasang di daerah rawan longor, sehingga masyarakat apabila mendengar suara peringatan langsung siap menyelamatkan diri. “Tempatnya sendiri ada di Bojong, Dermasuci Pangkah, dan Bumijawa. Ada lima sampai enam titik yang sudah dipasang EWS,” pungkasnya. (CF)